Selasa, 7 Mac 2017

Posted by Nur w on 6:02 PG with No comments
Ø Game Edukasi

Perkembangan teknologi yang pesat membawa dampak yang cukup besar bagi kita, segala kemudahan yang diberikan atas kecanggihan teknologi yang ada membuat segalanya mudah untuk di kerjakan, seperti mengirim kabar kepada saudara, jika dulu kita perlu mengirim surat ke kantor pos dan memerlukan waktu untuk mengirimnya, sekarang hanya dengan berkomunikasi lewat telephone hingga video call dapat kita nikmati dengan mudah dan cara yang cepat. Perkembangan teknologi yang pesat ini tentunya merambah di dunia pendidikan, salah satu contohnya adalah lahirnya Game Edukatif, yang merupakan sebuah inovasi yang dibuat dengan memadukan unsur teknologi game dan bidang pendidikan. Game Edukatif hadir untuk membantu mengatasi kemonotonan dalam pembelajaran, kesulitan belajar yang di alami anak didik menjadi alasan terciptanya game edukatif ini selain untuk mengikuti perkembangan teknologi yang pesat.

Sebelumnya akan dijelaskan mengenai pengertian game edukasi,Menurut Buckingham dan Scalon (2002) mengemukakan dalam terjemahan bahwa sebenarnya tanpa disadari game dapat mengajarkan banyak keterampilan dan game dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendidikan. Penggunaan Game Edukasi sebagai alternatif proses pembelajaran tentulah sangat baik karena dinilai baik dan positif, sesuai dengan penelitian yang dilakukan dengan game edukasi ini anak lebih bersemangat dan termotivasi untuk belajar karena anak diajak belajar sambil bermain sehingga tidak menimbulkan rasa bosan pada diri anak (Fitri Yeni, Yarmis Hasan, Tarmansyah, 2013).

Menurut Virvou (2005) teknologi game (edukasi) dapat memotivasi pembelajaran dan melibatkan pemain, sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan. Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Randel pada tahun 1991, tercatat bahwa pemakaian game sangat bermanfaat pada materi-materi yang berhubungan dengan matematika, fisika dan kemampuan berbahasa (Dillon, 2004). Bahkan Pivec (1991) membuktikan bahwa game edukasi berhasil diterapkan untuk pendidikan formal khususnya di militer, ilmu kedokteran, fisika, training dan lain sebagainya.

Sementara itu menurut Foremen dalam Paul (2005) game merupakan potential learning environments. Untuk meningkatkan game sebagai potential learning environments, maka desain, struktur, dan penggunaan game harus memiliki useful parallels to sound pedagogy. Dalam hal ini beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam aplikasi sebuah game edukasi adalah : (1) Individualization; (2) Feedback Active; (3) Active learning; (4) Motivation; (5) Social; (6) Scaffolding; (7) Transfer; dan (8) Assessment.

Dalam konteks pembelajaran bermakna, penggunaan game edukasi dalam pembelajaran matematika merupakan hal yang positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Strangman & Hall (2003) yang menyatakan bahwa game komputer menjadi sebuah pendekatan yang efektif untuk menigkatkan pembelajaran siswa. Tiga hasil belajar utamanya telah ditunjukkan yakni perubahan secara konseptual, pengembangan ketrampilan dan bidang pengetahuan. Senada dengan pendapat ini, menurut Dukes & Seider seperti diungkapkan oleh Nur (2001) bahwa penelitian- penelitian secara konsisten menemukan bahwa simulasi meningkatkan minat, motivasi dan pembelajaran afektif siswa.

Fungsi permainan edukasi adalah sebagai berikut: 1.) Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran bermain sambil belajar; 2.) Merangsang pengembangan daya pikir, dan daya cipta dan bahasa agar dapat menumbuhkan sikap, mental, serta akhlak yang baik; 3.) Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberikan rasa aman dan menyenangkan; 4.) Meningkatkan kualitas pembelajaran anak.

Bermain memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak, yaitu 1.) Kemampuan motorik, bahwa bermain memungkinkan anak bergerak secara bebas sehingga pada saat bermain anak berlatih menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi suatu keseimbangan, 2.) Kemampuan kognitif, menurut Piaget, anak belajar memahami pengetahuan dengan berinteraksi melalui obyek yang ada di sekitarnya. Bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan obyek, 3.) Kemampuan aktif, setiap permainan memiliki aturan. Oleh karena itu, bermain akan melatih anak menyadari adanya aturan dan pentingnya memahami aturan. Hal itu merupakan tahap awal dari perkembangan moral (afeksi), 4.) Kemampuan bahasa, pada saat bermain anak dapat menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi bersama temannya maupun sekedar menyatakan pikirannya (thinking alound). (S Zubaidah - ‎2010).

Dalam proses pelaksanaan game edukasi sangat mudah, karena sudah didukung dengan berbagai teknologi yang banyak sekali jenisnya, termasuk aplikasi Mobile, jadi game edukatif ini tidak hanya bisa diterapkan pada Komputer, Laptop, dan tablet, sekarang ini sudah bisa diterapkan pada teknologi berbasis Mobile, jadi di manapun dan kapanpun dapat digunakan. Sebagai contoh mekanisme penggunaan game edukasi untuk pembelajaran misalnya dalam permainan mewarnai, anak anak diberikan sebuah gambar, dimana gambar tersebut hanya berupa gambar namun tidak ada warnanya, lalu ada diberi kesempatan untuk memberikan warna yang menurutnya cocok dan menarik, kemudian hasil dari pewarnaan gambar anak tersebut dapat digunakan oleh orang tua atau pendidik untuk mengetahui sampai mana kreativitas anak didik tersebut.

Keunggulan game edukasi antara lain; 1) Game menjadi suatu alternatif dalam mengajarkan pengetahuan dan membangun keterampilan pada anak, 2.) Tingkat pemahaman siswa akan suatu materi akan semakin mudah diperoleh karena game edukatif memberikan visual yang menarik, 3.) Game edukasi merupakan game yang bertujuan bukan hanya untuk menghibur, melainkan di dalamnya terdapat pengetahuan yang disampaikan kepada penggunanya.

Sedangkan kekurangannya adalah a.) Minat yang minim saat ini minat masyarakat terhadap game edukasi masih sangat minim. Pasalnya apabila orang mendengar kata game edukasi mereka akan langsung berpikiran bahwa game tersebut membosankan dan tidak menarik. b.) Game play yang monoton Game play yang cenderung itu-itu saja menambah kesan membosankannya game edukasi. Dengan game play yang monoton tentu orang akan menjadi malas memainkan game ini, dan alhasil perkembangan game edukasi pun menjadi terhambat, c.) Masyarakat  lebih senang dengan game-game non edukasi yang saat ini masih merajai dunia game.

Ø Game Serious

Serious Game adalah sebuah game yang dibangun untuk tujuan non-entertainment. Game pada umumnya adalah hanya bertujuan sebagai bagian dari media hiburan.

Penelitian-penelitian seputar serious game secara nyata baru dimulai sekitar tahun 2002. Sebenarnya sejumlah peneliti diakhir tahun 1990 sudah mulai memberikan sejumlah pendapatnya seputar kemungkinan penggunaan game untuk tujuan yang lain. Barulah pada tahun 2002, salah satu institusi yaitu Woodrow Wilson International Center melakukan launching "Serious Games Initiative" khususnya untuk pengembangan game dengan tujuan pada bidang kebijakan dan manajemen. Pada tahun-tahun berikutnya tujuannya diperluas pada bidang sosial serta kesehatan.

Serious game sendiri adalah suatu konsep game dengan tujuan untuk kepentingan trainning, advertising, simulasi, edukasi. Intinya adalah untuk kepentingan yang sifatnya non-entertainment. Implementasinya, serious game ini bisa diterapkan untuk berbagai tingkatan usia serta dengan berbagai genre dan teknologi game.

Inti utama dari tujuan serious game adalah menumbuhkan, mengedukasi, dan memotivasi pemain untuk satu tujuan tertentu.. Tujuan lain bisa juga untuk kepentingan marketing dan advertising. Di Amerika sendiri, serious game ini banyak diterapkan di kalangan pemerintahan serta para profesonal kesehatan.

Dalam sejarah perkembangan game, maka diantara sekian banyak game yang dapat diidentifikasi sebagai awal dari kolaborasi game dengan edukasi adalah salah satu game produk Atari pada dekade 1980-an, yaitu  Army Battlezone, sebuah game yang awalnya ditujukan untuk kepentingan trainning militer. Fihak departemen pertahanan amerika memang termasuk inisiator untuk mengembangkan game dalam dunia militer yang mengarah pada simulasi peperangan dan sejenisnya. Simulasi yang dikembangkan sebelumnya ternyata membutuhkan peralatan khusus dengan biaya yang cukup besar. Ternyata dengan menggandeng para pengembang game, sejumlah simulasi di bidang militer dapat dilakukan dengan konsep game dengan biaya yang jauh lebih murah. Kesuksesan game sejenis Army Battlezone, telah menumbuhkan genre baru dalam dunia game.

Mengingat Serious Game adalah satu bidang yang masih baru, maka klasifikasi game yang tergolong dalam serious game pun masih dalam tahap yang sederhana, sampai saat ini bila berbicara seputar serious game, maka beberapa klasifikasi yang termasuk kedalamnya adalah:

¨      Advergaming
¨      Edutainment
¨      Games-Based Learning
¨      Edumarket Games (Gabungan dari Advergaming dan Edutainment)
¨      News Games atau  Journalistic Games
¨      Simulation Games
¨      Persuasive Games
¨      Organizational Dynamic Games
¨      Games for Health
¨      Art Games
¨      Productivity Game

Sementara itu Julian Alvarez dan Olivier Rampnoux (The European Center for Children’s Products, University of Poitiers) membagi serious game hanya dalam 5 katagori saja, yaitu: Advergaming, Edutainment, Edumarket game, Diverted game and Simulation game.

Salah satu contoh serious game adalah game Re-Mission (http://www.re-mission.net). Game ini adalah termasuk dalam genre Thirds-person shooter video game yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi non profit HopeLab pada bulan  April 2006. Tujuan utama dari game ini adalah memberikan edukasi pada generasi muda seputar kanker serta bagaimana agar bisa bertahan dengan penyakit ini. Game yang dikembangkan oleh HopeLab ini didasarkan pada studi yang cukup lama terkait dengan penyakit kanker dan kemudian mengkombinasikannya dengan konsep game.

Contoh lain dari serious game adalah Food Force, sebuah game yang dikeluarkan oleh organisasi pangan dunia (United Nations World Food Programme – WFP) pada tahun 2005. Dalam game ini, player diberikan satu misi untuk mendistribusikan pangan ke subah negara yang terkena kekurangan pangan, kemudian melakukan program recoverynya hingga negara tersebut dapat kembali memenuhi kebutuhan pangannya. Dan menariknya game ini dapat pula dikoneksikan dengan komputer di WFP untuk memberikan informasi terbaru kondisi real negara yang termasuk katagori kekurangan pangan. ( http://www.food-force.com).

Game Food Force ini bertipe arcade, mengambil story awal dari sebuah pulau fiksi bernama Sheylan di daerah samudra india yang mengalami masalah kekurangan pangan dan perang saudara. Maka player kemudian bergabung dengan tim dari PBB yang terdiri dari sejumlah ahli untuk membantu penduduk pulau Sheylan tersebut.  Misi dati game meliputi pemantau dari bencana kelaparan dari udara, perhitungan biaya yang dibutuhkan, mengkoordinasi bantuan makanan dari seluruh dunia, merekontruksi ulang wilayah tersebut agar dalam jangka waktu tertentu dapat keluar dari problem pangan, pengiriman paket makan untuk waktu tertentu. Semua misi tersebut dijalankan dalam limit waktu tertentu.


0 ulasan:

Catat Ulasan

Wavy Tail
Dikuasakan oleh Blogger.
Copyright © KAWAI | Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates
Design by Carolina Nymark | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com